Senin, 20 Desember 2010
Ar-Rahman Ar-Rahim
apa yang aq dambakan engkau memutuskan
apa yang aq mw engkau sediakan
apa yang aq harapkan engkau menjanjikan
adakah selain dia.....
adakah yang seindah dia....
adakah......???
adakah yang setulus dia....
adakah yang seihlas dia....
adakah......???
bila aq bersedih engkau menghiburku
bila aq merana engkau bahagiakan
bila aq bersalah engkau memaafkan
bila aq terlena engkau menyadarkan
Kurasakan sayang Mu...
kurasakan kasih Mu...
kurasakan cinta Mu...
AZZA.......
Selasa, 07 Desember 2010
Gereja Dengan Program Wajib Membaca Al Qur'an
Program studi yang diberikan nama "Yesus di antara Qur'an" ini diselenggarakan di Memorial Drive Presbyterian Church, Houston. Program studi ini berangkat asal perintah Kristus di antara Alkitab, "kasihilah sesamamu."
"Pada tahun 2001, sebagaimana mayoritas orang Amerika Serikat, kami disadarkan bersama kehadiran Islam di dunia serta di Amerika," ucap Jon Stallsmith, satu orang pelayan di Grace Fellowship Church, yang memprakarsai program "Yesus di antara Qur'an" beberapa tahun silam.
"Yesus berkata sebenarnya kita wajib mengasihi sesama kita. Kita tak boleh melakukannya tanpa mengadakan hubungan bersama mereka."
Menurut jajak pendapat yang diselenggarakan dari Pew Forum, cuma terdapat sekira 30 persen asal penduduk Amerika Serikat yang mempunyai pengetahuan yang baik mengenai Islam. Sementara, lebih dari separuh menyebutkan belum mempunyai pandangan yang cukup atau lebih-lebih tak mengetahui sama sekali akan iman Islam.
Disebabkan oleh program itu diselenggarakan berbarengan bersama hebohnya rancangan pembakaran al-Qur'an dan kontroversi akan pendirian masjid di Ground Zero, hingga program ini pun mendapatkan bermacam kritik. Sebagian masyarakat Kristen menuturkan sebenarnya al-Qur'an merupakan kitab Iblis karenanya orang Kristen tak bisa bekerja berdampingan bersama orang Islam.
"Perkembangan politik belakangan ini dan kenyataan sebenarnya kita sedang berperang di dua negara Muslim mestinya mempertajam maksud kita buat memahami akan mereka (Islam)," ucap Stallsmith.
"Kami menginginkan mendapatkan perdamaian, rekonsiliasi di antara cara memahami Kitab Suci tentang Yesus."
Menurutnya, Yesus di antara Qur'an menawarkan titik temu untuk Kristen serta Muslim. Lewat program studi ini, jemaat di kota-kota besar semacam Atlanta, Seattle serta Detroit hendak dimungkinkan buat menjangkau masyarakat Muslim setempat, khususnya para pengungsi.Bagaimana pendapat anda????
Minggu, 05 Desember 2010
Pekerjaan Yang Mustahil
Abu Nawas segera dipanggil untuk menghadap Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah Abu Nawas dihadapkan, Baginda bersabda,
"Sanggupkah engkau memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih leluasa melihat negeriku?" tanya Baginda.
Abu Nawas tidak langsung menjawab. la berpikir sejenak hingga keningnya berkerut. Tidak mungkin menolak perintah Baginda kecuali kalau memang ingin dihukum.
Akhirnya Abu Nawas terpaksa menyanggupi proyek raksasa itu. Ada satu lagi permintaan dari Baginda, pekerjaan itu harus selesai hanya dalam waktu sebulan.
Abu Nawas pulang dengan hati masgul. Setiap malam ia hanya berteman dengan rembulan dan bintang-bintang. Hari-hari dilewati dengan kegundahan. Tak ada hari yang lebih berat dalam hidup Abu Nawas kecuali hari-hari ini.Tetapi pada hari kesembilan ia tidak lagi merasa gundah gulana.
Keesokan harinya Abu Nawas menuju istana. la menghadap Baginda untuk membahas pemindahan istana. Dengan senang hati Baginda akan mendengarkan, apa yang diinginkan Abu Nawas.
"Ampun Tuariku, hamba datang ke sini hanya untuk mengajukan usul untuk memperlancar pekerjaan hamba nanti." kata Abu Nawas.
"Apa usul itu?"
"Hamba akan memindahkan istana Paduka yang mulia tepat pada Hari Raya Idul Qurban yang kebetulan hanya kurang dua puluh hari lagi."
"Kalau hanya usulmu, baiklah." kata Baginda.
"Satu lagi Baginda..... " Abu Nawas menambahkan.
"Apa lagi?" tanya Baginda.
"Hamba mohon Baginda menyembelih sepuluh ekor sapi yang gemuk untuk dibagikan langsung kepada para fakir miskin." kata Abu Nawas.
"Usulmu kuterima." kata Baginda menyetujui.Abu Nawas pulang dengan perasaan riang gembira. Kini tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Toh nanti bila waktunya sudah tiba, ia pasti akan dengan mudah memindahkan istana Baginda Raja. Jangankan hanya memindahkan ke puncak gunung, ke dasar samudera pun Abu Nawas sanggup.
Desas-desus mulai tersebar ke seluruh pelosok negeri. Hampir semua orang harap-harap cemas. Tetapi sebagian besar rakyat merasa yakin atas kemampuan Abu Nawas. Karena selama ini Abu Nawas belum pernah gagal melaksanakan tugas-tugas aneh yang dibebankan di atas pundaknya. Namun ada beberapa orang yang meragukan keberhasilan Abu Nawas kali ini.
Saat-saat yang dinanti-nantikan tiba. Rakyat berbondong-bondong menuju lapangan untuk melakukan salat Hari Raya Idul Qurban. Dan seusai salat, sepuluh sapi sumbangan Baginda Raja disembelih lalu dimasak kemudian segera dibagikan kepada fakir miskin.
Kini giliran Abu Nawas yang harus melaksanakan tugas berat itu. Abu Nawas berjalan menuju istana diikuti oleh rakyat. Sesampai di depan istana Abu Nawas bertanya kepada Baginda Raja,
"Ampun Tuanku yang mulia, apakah istana sudah tidak ada orangnya lagi?"
"Tidak ada." jawab Baginda Raja singkat.
Kemudian Abu Nawas berjalan beberapa langkah mendekati istana. la berdiri sambil memandangi istana. Abu Nawas berdiri mematung seolah-olah ada yang ditunggu. Benar. Baginda Raja akhirnya tidak sabar.
"Abu Nawas, mengapa engkau belum juga mengangkat istanaku?" tanya Baginda Raja.
"Hamba sudah siap sejak tadi Baginda." kata Abu Nawas.
"Apa maksudmu engkau sudah siap sejak tadi? Kalau engkau sudah siap. Lalu apa yang engkau tunggu?" tanya Baginda masih diliputi perasaan heran.
"Hamba menunggu istana Paduka yang mulia diangkat oleh seluruh rakyat yang hadir untuk diletakkan di atas pundak hamba. Setelah itu hamba tentu akan memindahkan istana Paduka yang mulia ke atas gunung sesuai dengan titah Paduka."
Baginda Raja Harun Al Rasyid terpana. Beliau tidak menyangka Abu Nawas masih bisa keluar dari lubang jarum.